Senin, 11 Maret 2013 09:25 WIB
LANGSA - Aksi kejahatan di laut kembali terjadi di perairan Aceh Timur
yang diyakini melibatkan komplotan perompak bersenjata api yang
identitasnya belum terdeteksi. Kasus terbaru dilaporkan menimpa pelaut
asal Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Sumut), di mana dua ABK-nya
masih disandera.
Diperoleh informasi bahwa bajak laut di Selat Malaka itu beraksi ketika KM Husna sedang menangkap ikan di perairan perbatasan Aceh-Sumut, Jumat (8/3) sekitar pukul 10.00 WIB.
Tiba-tiba empat perompak yang menggunakan boat berbeda dan di tangannya terlihat senjata api laras panjang, merapat ke KM Husna. Lalu, aksi perompakan pun terjadi. ABK yang melihat senjata di tangan para perompak hanya bisa menurut, tanpa melakukan perlawanan apa pun.
Kemudian, boat KM Husna dibajak dan dibawa lari ke arah Kuala Beukah, Kecamatan Perureulak Kota. Tiga sandera diturunkan di Kuala Beukah. Namun, seorang sandera, yakni tekong (nakhoda) boat bernama Nasruddin, warga Jalan Pembangunan, Kecamatan Pangkalan Susu, Sumut, dikabarkan sempat melarikan diri sekitar pukul 00.30 WIB, Sabtu (9/3).
Nasruddin berhasil lolos dari sekapan penculik dengan berjalan di hutan bakau selama dua jam. Ia akhirnya menemukan Mapolsek Peureulak Timur. Saat disandera, Nasruddin sempat meminta penculik membebaskan kedua temannya. Ia bersedia menjadi sandera sampai uang tebusan Rp 200 juta dibawa oleh Tauke Boat KM Husna.
Namun, permintaan Nasruddin ditolak, bahkan ketiganya diancam tembak jika berani minta macam-macam sebelum uang tebusan diantar atau dikirim ke rekening salah seorang perompak. Operasi pengejaran komplotan penculik bersenjata AK-56 itu dipimpin Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir bersama Kabag Ops. Sekitar pukul 00.30 WIB, Minggu (10/3) dini hari tim ini berhasil menemukan seorang sandera (tekong kapal), namun dua orang lagi dibawa kabur oleh kawanan perompak.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir kepada Serambi mengatakan, setelah mengetahui adanya penyanderaan terhadap KM Husna di Kuala Beukah, ia bersama Kabag Ops langsung memimpin 30 anggotanya untuk bergerak ke kawasan tempat para bajak laut itu beraksi.
“Tadi sekitar pukul 04.30 WIB saya bersama Kabag Ops serta anggota mengejar pelaku penyanderaan kapal nelayan Pangkalan Susu. Boat mereka dapat kami temukan di hutan bakau dan korban penyanderaan satu orang selamat, tapi dua orang lagi belum kami temukan. Kami terus lakukan pengejaran di pesisir hutan bakau wilayah Kuala Bekah Peurelak,” kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir. (yuh)
Diperoleh informasi bahwa bajak laut di Selat Malaka itu beraksi ketika KM Husna sedang menangkap ikan di perairan perbatasan Aceh-Sumut, Jumat (8/3) sekitar pukul 10.00 WIB.
Tiba-tiba empat perompak yang menggunakan boat berbeda dan di tangannya terlihat senjata api laras panjang, merapat ke KM Husna. Lalu, aksi perompakan pun terjadi. ABK yang melihat senjata di tangan para perompak hanya bisa menurut, tanpa melakukan perlawanan apa pun.
Kemudian, boat KM Husna dibajak dan dibawa lari ke arah Kuala Beukah, Kecamatan Perureulak Kota. Tiga sandera diturunkan di Kuala Beukah. Namun, seorang sandera, yakni tekong (nakhoda) boat bernama Nasruddin, warga Jalan Pembangunan, Kecamatan Pangkalan Susu, Sumut, dikabarkan sempat melarikan diri sekitar pukul 00.30 WIB, Sabtu (9/3).
Nasruddin berhasil lolos dari sekapan penculik dengan berjalan di hutan bakau selama dua jam. Ia akhirnya menemukan Mapolsek Peureulak Timur. Saat disandera, Nasruddin sempat meminta penculik membebaskan kedua temannya. Ia bersedia menjadi sandera sampai uang tebusan Rp 200 juta dibawa oleh Tauke Boat KM Husna.
Namun, permintaan Nasruddin ditolak, bahkan ketiganya diancam tembak jika berani minta macam-macam sebelum uang tebusan diantar atau dikirim ke rekening salah seorang perompak. Operasi pengejaran komplotan penculik bersenjata AK-56 itu dipimpin Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir bersama Kabag Ops. Sekitar pukul 00.30 WIB, Minggu (10/3) dini hari tim ini berhasil menemukan seorang sandera (tekong kapal), namun dua orang lagi dibawa kabur oleh kawanan perompak.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir kepada Serambi mengatakan, setelah mengetahui adanya penyanderaan terhadap KM Husna di Kuala Beukah, ia bersama Kabag Ops langsung memimpin 30 anggotanya untuk bergerak ke kawasan tempat para bajak laut itu beraksi.
“Tadi sekitar pukul 04.30 WIB saya bersama Kabag Ops serta anggota mengejar pelaku penyanderaan kapal nelayan Pangkalan Susu. Boat mereka dapat kami temukan di hutan bakau dan korban penyanderaan satu orang selamat, tapi dua orang lagi belum kami temukan. Kami terus lakukan pengejaran di pesisir hutan bakau wilayah Kuala Bekah Peurelak,” kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir. (yuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar