Kamis, 14 Maret 2013

Seulawah Agam Waspada

Sabtu, 5 Januari 2013 15:08 WIB
|
040113_9.jpg
Seulawah Agam

BANDA ACEH
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status Gunung Api Seulawah Agam dari ‘normal’ menjadi ‘waspada’. Namun Kadistamben Aceh, Said Ikhsan mengimbau masyarakat tidak panik karena kenaikan aktivitas lahar panas Seulawah Agam masih jauh di dalam ‘dapur’ magmanya.

Dalam situs resminya edisi Jumat 4 Januari 2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menjelaskan, penetapan status ‘waspada’ Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar karena terjadinya peningkatan kegempaan vulkanik dalam (VA) dan vulkanik dangkal (VB) terhitung sejak 27 Desember 2012. Berdasarkan pengamatan kegempaan dan visual kawah serta analisis data, maka status kegiatan Gunung Seulawah Agam terhitung 3 Januari 2013 pukul 19.00 WIB dinaikkan statusnya dari normal (level I) menjadi ‘waspada’ (level II).

“Sudah ada tim yang baru saja melakukan pengamatan lapangan di kawah Gunung Api Seulawah Agam. Untuk selanjutnya pemantauan akan dilakukan secara penuh,” kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam, Razali kepada Serambi, Jumat (4/1). Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam berlokasi di Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, sekitar satu kilometer dari Ponpes Gontor 10.

 Jangan resah
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Aceh, Ir Said Ikhsan MSi didampingi Kabid Geologi Sumberdaya Mineral, Ir Akmal Husin dan Kasie Geologi, T Mukhlis ST MT kepada Serambi, Jumat (4/1) sore usai meninjau Pusat Pemantau Gunung Berapi di Desa Lambaro Tunong membenarkan terjadinya peningkatan aktivitas magma (lahar panas) Gunung Api Seulawah Agam dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Said Ikhsan, pada 27-31 Desember 2012 terjadi 33 kali gempa vulkanik di dalam kawah/dapur magma Gunung Api Seulawah Agam. Letupan lahar panasnya terus meningkat dan terjadi lagi 30 kali gempa vulkanis pada 1-4 Januari 2013.

“Berdasarkan data alat pemantau gempa dan ledakan magma di Pusat Pemantau Gunung Berapi Lambaro Tunong, total gempa sejak 27 Desember 2012 hingga 4 Januari 2013 mencapai 63 kali. Terdengar gemuruh dan asap keluar dari cerobong puncak Gunung Api Seulawah Agam yang memiliki dua kawah, yaitu Kawah Hezt dan Kawah Simpago,” kata Said Ikhsan.

Said Ikhsan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Api Seulawah Agam tidak perlu resah dan ketakutan dengan penetapan status waspada oleh Badan Geologi Bandung. Alasannya, kata Said Ikhsan, kenaikan aktivitas ledakan lahar panas Gunung Api Seulawah Agam masih berada jauh di dalam dapur magmanya dan belum mencapai cerobong gunung apinya.

Alasan Badan Geologi menetapkan status waspada, lanjut Said Ikhsan agar masyarakat jangan terlalu mendekat dengan pusat aktif Gunung Api Seulawah Agam. Karena, kenaikan letupan magma biasanya akan mengeluarkan gas beracun yang jika terhirup oleh manusia dan hewan, bisa mengganggu pernapasan dan bahkan meninggal dunia.

Pemerintah, kata Said, wajib memberitahukan kepada masyarakat setiap pergerakan dan perubahan aktivitas magma gunung api yang diawasi.

Di Indonesia, sebut Said Ikhsan, ada 123 gunung berapi yang diawasi, termasuk Gunung Api Seulawah Agam di Aceh Besar, Gunung Peuet Sagoe di Pidie, dan Burni Telong di Bener Meriah. Dari 123 gunung api yang diawasi, 25 di antaranya berstatus waspada dan 5 berstatus siaga.

Masyarakat di sekitar Gunung Api Seulawah Agam, diingatkan oleh Said Ikhsan tidak perlu terpancing dengan berbagai isu tentang peningkatan aktivitas magma gunung tersebut sehingga meninggalkan rumah. “Kondisi ini akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang bermaksud jahat seperti mencuri di rumah yang ditinggalkan. Kalau tahapannya sudah membahayakan, akan ada pengumuman dan menyerukan masyarakat mengungsi,” demikian Said Ikhsan.(her/sar)

gempa magma
seulawah agam

* 27 Desember 2012 empat kali
* 28 Desember 2012 delapan kali
* 29 Desember 2012 lima kali
* 30 Desember 2012 dua kali
* 31 Desember 2012 14 kali
* 1 Januari 2013 14 kali
* 2 Januari 2013 delapan kali
* 3 Januari 2013 dua kali
* 4 Januari 2013 enam kali

Sekilas tentang
Seulawah Agam

GUNUNG Seulawah Agam berlokasi di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Seulawah Agam termasuk salah satu gunung berapi aktif tipe A di Aceh selain dua lainnya yaitu Burni Telong di Bener Meriah dan Peuet Sagoe di Pidie. Sedangkan satu lagi tipe C yaitu gunung api di Pulau Weh, Sabang.

Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada 16 dan 21 Agustus 1975 terdengar suara gemuruh dan asap keluar dari Gunung Seulawah Agam. Kemudian pada September 2010, PVMBG juga menaikkan status Gunung Seulawah Agam menjadi waspada karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, terutama kegempaan di gunung itu. Kini, status waspada kembali dikeluarkan.

Seulawah Agam dan Seulawah Dara adalah dua puncak dari Gunung Seulawah yang masuk Kawasan Penyangga Ekosistem Leuser. Kawasan ini memiliki luas lebih kurang 1,4 juta hektare meliputi wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie, Bireun, dan Aceh Tengah. Kawasan Seulawah dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan suhu udara minimum 19-21 derajat Celcius dan maksimum 25-30 derajat Celcius.

 Kawasan rawan bencana
Pihak PVMBG Kementerian ESDM menetapkan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Seulawah Agam menjadi tiga tingkatan yaitu KRB III, KRB II, dan KRB I.

KRB III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Pada KRB III tidak diperkenankan untuk hunian tetap dan dikembangkan secara komersial.

Berikutnya KRB II yaitu kawasan yang berpotensi terlanda aliran lava, lontaran batu (pijar) termasuk hasil letusan freatik, hujan abu lebat, kemungkinan gas racun, awan panas/aliran piroklastik dan longsoran puing vulkanik (volcanic debris avalanche). Sedangkan KRB I dibedakan menjadi dua bagian yaitu kawasan yang berpotensi terlanda oleh aliran massa berupa lahar dan

lontaran berupa hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

Pada 24 Desember 2011, warga dari desa-desa sekitar Seulawah Agam yang masuk kawasan rawan bencana diikutkan dalam kegiatan simulasi letusan gunung berapi. Desa-desa yang masuk kawasan rawan bencana tersebut berada dalam wilayah dua kecamatan, yaitu Seulimuem dan Lembah Seulawah. Ada lebih 200 warga dari sekitar 29 desa di kawasan rawan bencana tersebut yang ikut simulasi. Itulah salah bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana. Semoga bencana tak pernah terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar