Mantan First Lady Itu Pun Terjun ke Politik
Selasa, 5 Maret 2013 14:55 WIB
JARUM jam menunjukkan pukul 10.30 WIB. Suasana Kantor DPW Partai
Nasional Aceh (PNA), di kawasan Lampriek, Banda Aceh, tampak ramai dari
biasanya. Bukan tanpa alasan, keramaian di siang itu karena Kantor PNA
bersiap-siap menyambut seorang tamu ‘istimewa’. Ia adalah Darwati A
Gani. Wanita kelahiran Bireuen 7 September 1973 ini pernah menjadi first
lady Aceh. Namun sekarang, Darwati tak lagi sesibuk saat suaminya
Irwandi Yusuf menjabat gubernur Aceh.
“Sekarang saya punya waktu banyak. Saya ingin berbuat untuk masyarakat, dan juga untuk perempuan Aceh,” kata Darwati kepada Serambi di Kantor DPW PNA seusai mendaftar sebagai Caleg untuk Dapil I.
Sosok Darwati merupakan satu di antara perempuan Aceh yang menyatakan dirinya akan terjun ke dunia politik pada Pemilu 2014. Komitmen ini ia nyatakan dengan mendaftar sebagai bakal caleg PNA untuk Dapil I (Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar).
Keputusan Darwati memilih jalur politik bukan tanpa alasan. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua X DPP PNA (bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak). Bagi wanita lulusan Diploma III Fakultas Ekonomi Unsyiah ini, berkecimpung di dunia politik bukanlah hal yang tabu, sejauh dapat menyesuaikan kodratnya sebagai perempuan. “Bapak (Irwandi Yusuf-red) juga yang mendorong saya untuk maju. Di luar itu ada teman-teman perempuan yang juga selalu mendukung,” ujar perempuan pengagum Cut Nyak Dhien ini.
Sejak PNA dibentuk Darwati mulai terbilang aktif berkecimpung di dunia politik. Banyak hal yang dia lakukan, termasuk menggagas program kerja partai. Meski demikian, pengalaman politik yang dimilikinya diakui masih sangat muda. Tapi dengan pengalamannya menjadi first lady Aceh mendampingi Irwandi selama lima tahun, Darwati mengakui mendapat banyak pelajaran.
“Ini (dunia politik) hal yang baru buat saya. Tapi saya ingin terus belajar dari pengalaman-pengalaman mereka yang sudah lebih dulu ada. Saya juga banyak belajar sewaktu Bapak menjadi Gubernur. Bagaimana saat Bapak berhadapan dengan banyak persoalan, dan kemudian memutuskannya dalam sebuah kebijakan. Saya ikuti proses itu, dan saya banyak mengetahuinya,” ujar wanita semampai dengan tinggi 170 cm ini.
Tapi apakah sebenarnya yang diinginkan Darwati mencalonkan diri sebagai Caleg PNA? “Tidak ada yang saya cari. Saya hanya ingin menyuarakan aspirasi perempuan Aceh, dan masyarakat umumnya. Insya Allah saya akan melakukannya,” tuturnya.
Saat berbincang dengan Serambi, Darwati terlihat santai. Suaranya masih terdengar lembut di balik wajah ovalnya yang masih menyembulkan aura kecantikan seorang wanita Aceh.
Sejak tidak lagi menjadi first lady, Darwati kini banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama Irwandi Yusuf, yang kini duduk sebagai Ketua Dewan Pembina PNA. “Kami masih sering jalan bersama, kadang Bapak yang nyetir, karena itu hobi beliau,” sebutnya.
“Pernah satu kali kami ke Australia. Bapak sewa mobil menyetir sendiri, padahal waktu itu tidak tahu lokasinya. Tapi hanya berbekal GPS dan Google Maps, kami bisa mencari tempat yang dituju, dan menginap di hotel terdekat,” kata Darwati mengenang kisahnya bersama Irwandi Yusuf kala masih menjabat gubernur Aceh.
“Sekarang saya punya waktu banyak. Saya ingin berbuat untuk masyarakat, dan juga untuk perempuan Aceh,” kata Darwati kepada Serambi di Kantor DPW PNA seusai mendaftar sebagai Caleg untuk Dapil I.
Sosok Darwati merupakan satu di antara perempuan Aceh yang menyatakan dirinya akan terjun ke dunia politik pada Pemilu 2014. Komitmen ini ia nyatakan dengan mendaftar sebagai bakal caleg PNA untuk Dapil I (Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar).
Keputusan Darwati memilih jalur politik bukan tanpa alasan. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua X DPP PNA (bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak). Bagi wanita lulusan Diploma III Fakultas Ekonomi Unsyiah ini, berkecimpung di dunia politik bukanlah hal yang tabu, sejauh dapat menyesuaikan kodratnya sebagai perempuan. “Bapak (Irwandi Yusuf-red) juga yang mendorong saya untuk maju. Di luar itu ada teman-teman perempuan yang juga selalu mendukung,” ujar perempuan pengagum Cut Nyak Dhien ini.
Sejak PNA dibentuk Darwati mulai terbilang aktif berkecimpung di dunia politik. Banyak hal yang dia lakukan, termasuk menggagas program kerja partai. Meski demikian, pengalaman politik yang dimilikinya diakui masih sangat muda. Tapi dengan pengalamannya menjadi first lady Aceh mendampingi Irwandi selama lima tahun, Darwati mengakui mendapat banyak pelajaran.
“Ini (dunia politik) hal yang baru buat saya. Tapi saya ingin terus belajar dari pengalaman-pengalaman mereka yang sudah lebih dulu ada. Saya juga banyak belajar sewaktu Bapak menjadi Gubernur. Bagaimana saat Bapak berhadapan dengan banyak persoalan, dan kemudian memutuskannya dalam sebuah kebijakan. Saya ikuti proses itu, dan saya banyak mengetahuinya,” ujar wanita semampai dengan tinggi 170 cm ini.
Tapi apakah sebenarnya yang diinginkan Darwati mencalonkan diri sebagai Caleg PNA? “Tidak ada yang saya cari. Saya hanya ingin menyuarakan aspirasi perempuan Aceh, dan masyarakat umumnya. Insya Allah saya akan melakukannya,” tuturnya.
Saat berbincang dengan Serambi, Darwati terlihat santai. Suaranya masih terdengar lembut di balik wajah ovalnya yang masih menyembulkan aura kecantikan seorang wanita Aceh.
Sejak tidak lagi menjadi first lady, Darwati kini banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama Irwandi Yusuf, yang kini duduk sebagai Ketua Dewan Pembina PNA. “Kami masih sering jalan bersama, kadang Bapak yang nyetir, karena itu hobi beliau,” sebutnya.
“Pernah satu kali kami ke Australia. Bapak sewa mobil menyetir sendiri, padahal waktu itu tidak tahu lokasinya. Tapi hanya berbekal GPS dan Google Maps, kami bisa mencari tempat yang dituju, dan menginap di hotel terdekat,” kata Darwati mengenang kisahnya bersama Irwandi Yusuf kala masih menjabat gubernur Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar