Kamis, 14 Maret 2013

Irwandi Yusuf: PNA Terbuka, Siap Terima Anggota Partai Lain

Senin, 11 Maret 2013 10:19 WIB
Dua unit mobil, Land Rover Freelander 2, berplat BL 666 JH berwarna hijau tua dan Honda CR-V, BL 777 ND diparkir tak jauh dari Joe’s Bungalow Lampuuk, Aceh Besar. Sekitar 50 meter saja dari bibir pantai itu.
Terlihat enam pria berbadan tegap yang sedang menghadap ke sebuah meja kecil ukuran 40 x 60 cm yang terbuat dari kayu asal jadi. Enam buah kursi plastik dijadikan tempat duduk mereka.
Irwandi Yusuf, mantan Gubernur Aceh, ada diantara keenam pria tersebut. Pakaiannya serba hitam. Di tangannya menggengam erat empat batu domino warna biru putih. Dari balik kacamata sport Rudy Project-nya, Irwandi terlihat berkonsentrasi memilih batu domino yang akan dimainkannya.
"Ku urot rueng awak nyou ile beh, (Saya urut punggung mereka dulu ya-red)" ucap Irwandi kepada saya dengan bahasa Aceh yang sangat kental, bermaksud melayani konco-konconya bermain hingga selesai set yang dimainkan itu. 
Permainan selesai, ia meninggalkan anak buahya menghampiri saya. “Taduek hideh manteng (duduk di sana saja kita-red)” ajaknya.

Sabtu (9/3/2013) sore sekitar pukul 17.45 wib. Dari tempat duduk mereka terlihat jelas matahari yang kian turun ke horizon. Sunset yang membinar di arah ufuk barat terlihat indah luar biasa.
Berikut Wawancara Ekslusif dengan Tgk Agam, sapaan akrab untuk Irwandi Yusuf:
Kenapa PNA tidak mau kritis terhadap partai Pemerintah yang berkuasa saat ini?
Kita tetap kritis, asal jangan menyerang saja. Tetapi selama kita masih menemukan cara menyalurkan kritik kita terhadap pemerintah secara tertutup. Kenapa tidak? Ketimbang secara terbuka yang bisa membuat lawan politik malu. Yang ingin kita lakukan adalah perubahan. Baik itu untuk sekarang, maupun yang akan datang.
Kalau kita kritik secara terbuka yang ada malah dijadikan kita musuh. Karena ini bukan ring tinju. Mungkin satu atau dua kali membuat orang keok dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi yakin lah tidak akan ada perubahan apapun.
Perubahan itu kan dari dalam, sedangkan PNA berada di luar. Bagaimana?
Pintu boleh tertutup, tapi jendela kan tetap tebuka. Yang penting kita ingin perubahan. PNA ingin menjadi katalisator untuk perubahan yang positif bagi yang lain. Kita tidak mau menjadi burung pemakan bangkai.
Oleh karena itu saya larang seluruh jajaran PNA untuk menyerang lawan politik secara terbuka.
Apa persiapan yang sudah dilakukan?
Untuk persiapan, kita sudah punya partai. Untuk caleg, kita juga sudah menyiapkan caleg.
Nampaknya tantangan PNA untuk mendominasi PA di kursi DPRA sangat berat ke depan. Bagaimana strategi pemenangan?
Kami sudah sepakat bahwa kami lahir dari latar belakang yang sama. Sudah sepakat untuk tidak bentrok. Kecuali, mereka (Partai Aceh - Red) tidak sepakat, itu lain cerita. Kalau mereka tidak sepakat berati sama halnya mencari keributan lagi.
Masyarakat Aceh secara keseluruhan tidak harus berterimakasih kepada saya. Karena saya mengalah dan bersabar selama ini.
Tetapi, kalau saya melawan, sampai saat ini masih ribut. Karena pertimbangan itulah saya tidak melakukan perlawanan.
Apa Langkah-langkah kongkritnya yang sedang dilakukan untuk pemenangan 2014?
Saat ini masih tahap penyeleksian caleg. Supaya menang, kita pilih caleg-caleg yang bagus, tidak mesti orang dalam atau mantan kombatan. Tidak mesti itu.
Kita mengusung empat T dalam PNA ini, Tokoh, TNA, Teungku, dan Toke.
Memang tiga T sudah terpenuhi. Yang belum Toke, karena sudah dikapling oleh partai nasional.
Berarti untuk 2014, akan kekurangan amunisi?
Tidak juga, kita akan mengusahakannya.
Kalau ada anggota dari partai lain yang ingin maju melalui PNA?
PNA kan partai terbuka, siapa saja boleh masuk. Mantan PA pun boleh masuk, tetapi ada syaratnya.
Ya, yang berkualitas, yang disukai rakyat, serta tidak pernah punya catatan sesuatu yang memalukan. Pokoknya yang punya track record bagus lah.
Kalau ada dari partai lain mau ke PNA, tentu mereka kan di PAW di partainya. Itu kita lihat dulu apa sebab ia di PAW, apa karena terlalu pintar.
Karena ada partai nggak menerima caleg yang terlalu pintar. Itu boleh, akan kami ambil. Ha..ha..ha....
Apa sudah ada yang merapat ke PNA?
Ada di Lhoksemawe, Fauzi namanya, tapi ini pun melalui seleksi juga. Kemudian Samsul di Aceh Singkil, tapi saya lupa ia dari partai apa.
Target kursi untuk 2014?
Sulit mengatakan target sekarang, kita klaim sisa yang diklaim orang saja lah.
Kalau Muzakir Manaf mengklaim 40 persen, partai nasional 10 persen, berati kita 50 persen saja lah.
Ada partai nasional meskipun sedang dirundung masalah, tapi bisa memenangkan andalannya. PNA bagaimana?
Kita bisa juga. PNA kan partai yang belum punya dosa, belum punya bad track record. Kemudian diisi oleh figur yang bagus, yang selama ini tidak menyakiti rakyat. Jadi, ini kelebihan kita.
Makanya PNA tidak akan menjanjikan hal-hal yang tidak bisa dipenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar