Banda Aceh – Belum lama ini,
Koordinator Mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)/TNA Alwi Djuli mengaku
menjumpai anggota DPR RI Nasir Djamil, Marzuki Daud, Sayed Mustafa, mantan
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Presiden SBY untuk menyampaikan keluhannya
terkait diskriminasi mantan kombatan GAM dan Inong Balee oleh Pemerintah Aceh,
Sabtu (15/03/2013).
Dalam dua pertemuan yang dilakukan pada
dua kesempatan berbeda, Alwi Djuli mengatakan bahwa substansi dari pertemuannya
dengan sejumlah tokoh di pusat tersebut ia hanya ingin meminta pihak DPR RI
agar memperjelas kerja Pemerintah Aceh dalam memenuhi hak-hak mantan kombatan
sesuai dengan yang disebutkan dalam MoU Helsinki.
“Mereka pihak DPR RI dan juga sebagai
tim pemantau dana Otonomi khusus Aceh dan Papua harus mengetahui apa yang
sedang terjadi di Aceh, khususnya yang sedang dialami oleh mantan
kombatan,” ujarnya.
Saat pertemuan dengan Jusuf Kalla, Alwi
Djuli juga meminta kepada Jusuf Kalla selaku perintis dari perjanjian Indonesia
dengan pihak GAM agar memberikan perhatian terhadap masalah yang sedang
dihadapi oleh mantan kombatan dan Inong Balee.
“Ini harus diselesaikan secara intern
GAM karena yang melakukan perjanjian adalah antara GAM dengan Pemerintah
Indonesia, bukan Partai Aceh,” katanya.
Menurut
Alwi, untuk menyelesaikan persoalan tersebut, sesuai dengan jawaban yang
diutarakan oleh SBY pada saat bertemu dengannya, pada pertengahan April 2013
mendatang Presiden SBY akan mengundang Pemerintah Aceh dan para mantan
kombatan/ TNA serta perwakilan pasukan Inong Balee untuk membicarakan persoalan
tersebut agar perdamaian di Aceh yang sedang berjalan tidak menjadi sia-sia
karena menjaga perdamaian adalah tugas kita bersama. (zamroe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar